
Daftar Isi
- Berikut sejumlah fakta kakek Prabowo direkomendasikan jadi Pahlawan Nasional:
1. Studi Historis2. Ide Usulan dari Jawa Timur3. Akan Dilakukan Kajian Mendalam4. Sosok RM Margono5. Silsilah Keluarga RM Margono6. Pendidikan RM Margono7. Kiprah Kepemimpinan RM Margono8. Taktik Kepemimpinan dan Warisan RM Margono9. Akhir Pengabdian RM Margono
Surabaya –
Kakek Kepala Negara Prabowo Subianto, RM Margono direkomendasikan menjadi Pahlawan Nasional. Usulan tersebut berasal dari Sygma Research and Consulting.
Mereka menggelar Focus Group Discussion (FGD) membahas Kajian Historis Usulan Gelar Pahlawan Nasional bagi RM Margono Djojohadikoesoemo di Aula PWI Jatim, Surabaya.
Berikut sejumlah fakta kakek Prabowo direkomendasikan jadi Pahlawan Nasional:
Baca juga: Usulan Kakek Prabowo RM Margono Djojohadikoesoemo Kaprikornus Pahlawan Nasional |
1. Studi Historis
Dalam FGD tersebut, sebanyak empat narasumber dihadirkan. Ada Iwannudin Iskandar, eks Ketua PWI Jatim Luthfil Hakim, Prof Drs Ec Abdul Mongid, M.A., Ph.D, dan Prof Dr Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum.
Studi historis mendalam mengkaji kiprah RM Margono Djojohadikoesoemo dalam sejarah Indonesia. Para jago sepakat kakek Presiden Prabowo Subianto seorang tokoh nasional, negarawan, politikus, dan ekonom.
2. Ide Usulan dari Jawa Timur
Ide anjuran Pahlawan Nasional ini berasal dari Jatim, bukan dari tempat kelahiran RM Margono Djojohadikoesoemo di Kabupaten Banyumas. Pertimbangan inilah yang melatarbelakangi penetapan Hari Pahlawan Nasional di Surabaya.
“Jawa Timur ingin menjadi penggerak mudah-mudahan RM Margono Djojohadikoesoemo menerima penghormatan tersebut, dan aku yakin dia sungguh berhak atasnya,” kata Yuristiarso Hidayat, Komisaris Sygma Research and Consulting, Jumat (25/10/2024).
3. Akan Dilakukan Kajian Mendalam
Selanjutnya, kajian mendalam mulai ditangani bareng akademisi dan praktisi lewat roadshow di aneka macam kota. Usulan ini sendiri telah disokong Pemkab Banyumas.
Dukungan akademisi dan praktisi ini ialah salah sesuatu syarat menerima gelar Pahlawan Nasional, yakni melibatkan sejumlah dokumen penting dan kerja sama peneliti, sejarawan, serta aneka macam pihak yg terlibat dalam penyusunan kajian.
“Kajian ini ialah bab dari upaya kita buat mengenang dan mengapresiasi kiprah dia yg telah selayaknya sanggup gelar Pahlawan Nasional, sekaligus selaku bentuk peran serta kita dalam memperkaya literatur sejarah Indonesia,” ujar Komisaris Sygma Research and Consulting Anna Luthfie.
4. Sosok RM Margono
Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo yang lebih dipahami selaku RM Margono Djojohadikoesoemo lahir pada 16 Mei 1894. Ia yakni putra keenam dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, seorang begawan ekonomi Indonesia.
Keluarganya dipahami selaku pejuang, di mana kedua abang Prof Soemitro, Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna Soejono Djojohadikoesoemo, gugur dalam Pertempuran Lengkong.
Nama mereka kemudian diabadikan dalam nama cucu-cucu mereka, tergolong Prabowo Subianto, mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad yg dikala ini menjabat selaku Kepala Negara RI, serta adiknya Hashim Sujono.
“Cucu yakni bentuk dari kesuksesan seorang eyang,” kata Prof Drs Ec Abdul Mongid selaku akademisi.
Baca juga: Kakek Prabowo RM Margono Djojohadikoesoemo Diusulkan Kaprikornus Pahlawan Nasional |
5. Silsilah Keluarga RM Margono
Ayah Margono yakni seorang bangsawan yg melakukan pekerjaan selaku pegawai di pemerintahan kolonial Belanda. Ia ialah keturunan Raden Tumenggung Banyakwide yang dipahami selaku Panglima Banyakwide, pengikut setia Pangeran Diponegoro.
Panglima Banyakwide diangkat selaku Bupati Roma (sekarang Karanganyar, Kebumen) dan menerima gelar Raden Tumenggung Kertanegara IV. Namun, meskipun dibesarkan dalam lingkungan priyayi, RM Margono Djojohadikoesoemo tidak jarang menggambarkan keluarganya selaku aristokrat ‘miskin’.
Semasa hidupnya RM Margono mengaku tidak pernah mendatangi makam leluhurnya yang menampilkan keengganan mengakui leluhur itu alasannya yakni mereka pernah melakukan pekerjaan buat Belanda.
6. Pendidikan RM Margono
Margono muda mengawali pendidikan di Europeesche Lagere School (sekolah dasar kolonial) pada tahun 1901. Setelah lulus pada tahun 1907, ia melanjutkan studi di Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA, sekolah bagi karyawan negeri) di Magelang sampai tahun 1911.
7. Kiprah Kepemimpinan RM Margono
Sehari setelah Soekarno dan Hatta dilantik selaku presiden dan wakil presiden, pemerintah membentuk Kabinet Kepala Negara dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) di mana RM Margono Djojohadikoesoemo ditunjuk selaku ketua.
Dalam mengerjakan tugasnya, Margono merekomendasikan buat membentuk Bank Sentral atau Bank Sirkulasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945. Ia kemudian menerima mandat dari Soekarno dan Hatta buat merencanakan pendirian Bank Sentral (Bank Sirkulasi) Negara Indonesia pada 16 September 1945.
Pada 19 September 1945, sidang Dewan Menteri Republik Indonesia tentukan mendirikan suatu bank punya negara yg berfungsi selaku Bank Sirkulasi. Akhirnya, pada 15 Juli 1946, Perppu Nomor 2 tahun 1946 diterbitkan perihal pendirian Bank Negara Indonesia (BNI) dan penunjukan RM Margono Djojohadikoesoemo selaku Direktur Primer BNI.
“Beliau melaksanakan operasional bank yg gres berdiri mudah-mudahan efisien, ini pasti tidak gampang,” urai Prof Abdul. Selama masa jabatannya selaku direktur, pada tahun 1970, status aturan BNI diubah menjadi Persero.
8. Strategi Kepemimpinan dan Warisan RM Margono
Sebagai Direktur Utama BNI pertama, RM Margono mengerjakan kiprah selaku jago strategi, menentukan bank beroperasi dengan efisien walaupun menghadapi tantangan usaha kemerdekaan.
Ia juga berusaha menstabilkan keuangan dan ekonomi dengan menyediakan donasi terhadap pemerintah serta membangun bisa diandalkan bank, baik di dalam negeri maupun secara internasional.
Dalam konteks ketatanegaraan Indonesia, RM Margono memiliki kiprah penting dalam memperkenalkan gagasan hak angket dewan perwakilan rakyat RI pada tahun 1950-an. Ia merekomendasikan resolusi mudah-mudahan dewan perwakilan rakyat melaksanakan hak angket terkait upaya pengadaan dan penggunaan devisa.
Selanjutnya, dibentuklah panitia hak angket yang berisikan 16 anggota, dengan Margono selaku ketua. Tugas panitia ini yakni mengusut laba dan kerugian serta menjaga regime devisen sesuai dengan Undang-undang Pengawasan Devisen tahun 1940 dan perubahannya.
9. Akhir Pengabdian RM Margono
RM Margono Djojohadikoesoemo meninggal pada 25 Juli 1978 di Jakarta, dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah. Gubernur Jakarta dikala itu Ali Sadikin turut menghadiri pemakaman untuk menyediakan penghormatan terakhir.
Selain itu, nama RM Margono Djojohadikoesoemo diabadikan selaku salah satu nama jalan di Jakarta. Kisah hidupnya juga menjadi persepsi gres bagi film “Merah Putih,” sedangkan namanya terpatri pada Gedung RM Margono Djojohadikoesoemo di Universitas Gajah Mada.

Video Mensos Usul Kakek Prabowo Kaprikornus Pahlawan Nasional: Beliau Sangat Layak
Video Mensos Usul Kakek Prabowo Kaprikornus Pahlawan Nasional: Beliau Sangat Layak
kakek praboworm margonopahlawan nasionalsejarah indonesiasygma researchrm margono djojohadikoesoemoprabowo subiantokajian historispwi jatimberita jawa timurberita jatimjawa timur