
Jakarta –
Tidak menyerupai karyawan perusahaan pada umumnya, pekerja lepas tidak mempunyai pemasukan niscaya setiap bulannya. Oleh lantaran itu, penting halnya seorang freelancer mempunyai literasi keuangan dalam mengontrol pengeluaran.
Perencana keuangan, Bareyn Mochaddin, membeberkan kesalahan para freelancer dalam mengurus keuangan. Jangan-jangan, detikers juga menjalankan kesalahan yang sama!
Beli barang sebelum invoice cair
Pekerja lepas condong cuma melakukan pekerjaan dikala sedang ada proyek yang berlangsung. Pembayaran atas sebuah proyek juga sifatnya tidak menentu dengan beberapa termin.
Tanggal invoice cair yang dijanjikan klien belum pasti sesuai dengan akad seringkali mengecohkan freelancer sehingga mereka sudah mengeluarkan pemasukan yang belum didapat. Alhasil, utang justru muncul akhir yakin diri.
“Tetapi kan itu masih planning bisa saja itu cairnya nggak tanggal 15 bisa aja diundur jadi 20 atau mungkin sebulan lalu kita nggak pernah tau. Jadi, jangan menggunakan duit yang belum ada di tangan kita.” kata Bareyn.
Tidak mempunyai planning keuangan
Dalam rangka mempunyai finansial yang stabil, planning keuangan sungguh dibutuhkan. Pengaturan anggaran per bulan juga mesti ditepati agar terhindar dari utang.
Pemasukan dengan waktu dan jumlah yang tidak menentu akan mempersulit para freelancer yang tidak mempunyai planning keuangan. Bareyn menyarankan agar pekerja lepas mempunyai planning keuangan yang niscaya sehingga tidak tergiur dikala pemasukan sedang berlebih.
“Hidup lah sesuai dengan rencana. Jangan sesuai dengan penghasilan yang ditemukan di bulan bulan tertentu saja. Jangan cuma lalu kini gajinya 20 juta, naik gaya hidupnya. Terus, lalu 30 juta, naik gaya hidupnya lantaran setiap ongkos hidup naik itu kan kita itu akan sukar untuk menurunkan,” terang Bareyn terhadap dalam Podcast Tolak Miskin.
Baca juga: Pegawai Harian Lepas: Contoh dan Bedanya dengan Freelancer |
Kebanyakan self-reward
Sama halnya dengan kesalahan pertama, self-reward condong menampilkan kepuasan pribadi yang fana. Usaha yang sudah dilaksanakan dan tidak diiringi dengan invoice yang cair seringkali menjerumuskan freelancer ke dalam pengeluaran yang tidak teratur.
Oleh lantaran itu, Bareyn menekankan agar pekerja lepas menahan diri atas pengeluaran yang bersifat self-reward sebelum turunnya upah.
“Kita itu, utamanya temen-temen, yang freelancer boleh sanggup self-reward boleh dikala sudah mengakhiri sesuatu dan juga udah ada uangnya. Jangan lalu udah simpulan nih, namun belum dibayar udah self-reward duluan,” tekan Bareyn.
Tidak mengembangkan skill
Bareyn kerap menekankan agar pengendalian diri dalam sikap finansial perlu disadari lagi bagi para freelancer. Hal ini dilaksanakan dalam menangkal pekerja lepas jatuh ke dalam lilitan utang dan keruntuhan finansial.
Ia juga menyarankan agar para freelancer terus mengembangkan skill dan alat pendukung mengikuti seruan tren dan zaman. Hal ini disebabkan arus zaman yang kian deras menuntut freelancer terus berkompetisi dalam kemampuan.
“Jadi, jangan praktis berpuas diri gitu. Kenapa? Kita itu berkompetisi kan, bukan cuma dengan diri sendiri ya, namun juga dengan orang lain gitu. Dengan pertumbuhan yang ada dan lain sebagainya tergantung dari field freelance itu sendiri gitu,” ungkap Bareyn.
Investasi lantaran ikut-ikutan
Tren di dunia freelance perlu ditingkatkan, namun Bareyn mengingatkan juga agar pekerja lepas tidak terjerumus tren investasi. Ia mendorong agar sebelum menjalankan investasi, seharusnya diperhitungkan dahulu aspek risiko dan aspek legalitasnya.
“Temen-temen semua sudah melakukan pekerjaan mati-matian ya. Pergi pagi, pulang malam. Kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Terus, lalu uangnya hilang gitu aja lantaran investasinya investasi bodong ‘kan sayang banget. Jadi, kita mesti amati legalitasnya kelogisannya, imbal hasil nya, dan juga risikonya,” tekan Bareyn.