
Jakarta –
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) optimistis jumlah nasabah sanggup menembus angka 20 juta pada simpulan tahun 2023. Per Mei 2023, jumlah nasabah BSI telah meraih 19 juta dan menyebabkan perseroan bank nomor 5 dengan jumlah nasabah paling besar di Indonesia.
Angka nasabah BSI pun terus berkembang sejak tahun 2021. Dalam 2,5 tahun nasabah BSI berkembang 5 juta orang.
Dalam memajukan jumlah nasabah, BSI terus menggencarkan literasi dan inklusi keuangan syariah. Salah satunya dengan menggandeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) lewat kuliah umum.
Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho menyodorkan angka pertumbuhan ini tidak lepas dari upaya literasi dan inklusi keuangan syariah yang digaungkan BSI.
Baca juga: BSI Dapat Penghargaan Inovasi untuk Negeri |
“Nasabah kita dalam 2,5 tahun bertambah 5 juta orang, kini telah di angka 19 juta dan kita nomor 5 bank dengan jumlah nasabah terbesar. Mungkin simpulan tahun ini akan ada 20 juta nasabah,” kata Cahyo dalam keterangan tertulis, Jumat (1/9/2023).
Hal ini disampaikannya dalam kuliah biasa yang dilangsungkan di FEB UI. Cahyo menambahkan, BSI terus berusaha memajukan inklusi keuangan syariah yang gres meraih 12,12%, tertinggal dari indeks keuangan secara biasa yang meraih 85,10%. Menurutnya, angka inklusi ini juga sejalan dengan masih rendahnya literasi keuangan syariah yang gres di level 9,14% pada 2022.
Oleh alasannya merupakan itu, dalam kuliah biasa ini, Cahyo mengajak seluruh civitas akademika di FEB UI untuk bahu-membahu memajukan inklusi dan literasi keuangan syariah di Indonesia.
“BSI siap untuk bareng memajukan awareness dan aktivasi layanan perbankan syariah di lingkungan kampus yang dibangun dalam satu ekosistem, sehingga eksistensi bank syariah sanggup dicicipi keuntungannya bagi seluruh civitas di Kampus FEB-UI yang berjumlah lebih dari 6.000 orang, tergolong 397 orang dosen serta sekitar 314 orang karyawan,” katanya.
Baca juga: BSI Gaet 3 Penghargaan, Total 68 hingga Agustus 2023 |
“Kami berharap bisa memamerkan layanan yang optimal bagi segenap civitas Universitas Indonesia lewat banyak sekali macam pemanfaatan produk-produk pendanaan, pembayaran duit kuliah, layanan cash management, payroll pegawai dan pemanfaatan produk pembiayaan bagi pegawai,” lanjutnya.
Cahyo berharap ekosistem yang dibangun sanggup melibatkan tugas mahasiswa, dosen dan pegawai dalam bentuk kuliah dan FGD ilmu perbankan syariah, jadwal magang di BSI, tunjangan jadwal BSI Scholarship dan BSI Sociopreneur, serta pemanfaatan produk dan layanan jasa perbankan syariah.
“BSI selaku bank syariah paling besar di Indonesia berkomitmen untuk terus memamerkan literasi dan menawarkan produk-produk keuangan syariah yang diperlukan penduduk lewat ekosistem keuangan yang terintegrasi. Hal ini demi memajukan inklusi keuangan syariah terhadap penduduk Indonesia. Untuk itulah dengan adanya acara ini, kami juga optimis bahwa bank syariah sanggup menjadi opsi finansial bagi anak muda ke depannya,” paparnya.
Di segi lain, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2017 Muliaman D. Hadad menyodorkan pentingnya kerja sama dalam memperkuat ekosistem keuangan syariah. Terlebih ekosistem keuangan syariah meliputi keuangan komersial dan sosial syariah, industri halal, komunitas dunia usaha, hingga ekosistem penunjang ekonomi syariah.
“Ekosistem yang saya maksud ini bukan cuma keuangan syariah namun semua stakeholders atau partisipan yang masuk di dalam tata cara ekonomi syariah. Ini menjadi bab dari ekosistem yang mesti diakselerasi kemajuannya,” jelasnya.
Sementara itu Dekan FEB UI Teguh Dartanto menyampaikan upaya penguatan ekosistem syariah tak terlepas dari potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Meski demikian, penetrasi keuangan syariah nasional masih sekitar 7% selama 5 tahun terakhir.
Baca juga: BSI Sepakat Beri Layanan Jasa & Produk Perbankan Syariah ke Karyawan JMTO |
Padahal menurutnya, ruang pertumbuhan yang dimiliki keuangan syariah masih luas. Mengingat negara ini berpenduduk lebih banyak didominasi muslim atau sekitar 86,7% dari total populasi sekitar 270 juta jiwa.
“Dunia pendidikan mencetak talenta-talenta berkualitas, kami tidak dapat sendiri. Membutuhkan support dari dunia industri. Agar lulusan kami ada link and match. Dan pendidikan, pengajaran kami juga ada link and match antara dunia teori sama dunia praktek ini yang menurut saya merupakan hal yang sungguh penting sekali bagaimana kerja sama antara dunia pendidikan dan dunia industri,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam potensi tersebut BSI juga mengerjakan sokongan untuk renovasi ruangan sekretariat Program Studi S1 Reguler Ilmu Ekonomi Islam dan S1 Reguler Bisnis Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Perbaikan fasilitas tersebut diperlukan bisa mendorong FEB UI mencetak lulusan yang memiliki landasan wawasan dasar bisnis Islam dibarengi dengan kesanggupan berpikir kritis, komunikatif, beretika dan bertanggung jawab sosial tinggi, serta memiliki kesanggupan riset yang baik, sehingga bisa bersaing dalam industri halal global sesuai dengan nilai-nilai Islam.
