
Jakarta –
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pekerjaan sama dengan PT Surya Fajar Sekuritas (SF Sekuritas) serta Perkumpulan Sarjana dan Profesional Buddhis Indonesia (SIDDHI) membuka secara resmi Galeri Investasi Digital BEI di SIDDHI Center, Grogol, Jakarta Barat.
Direktur Utama SF Sekuritas Steffen Fang memaparkan bahwa dengan adanya galeri investasi digital ini dapat menjadi fasilitas edukasi keuangan dan pasar modal, tidak hanya untuk komunitas SIDDHI, tetapi juga penduduk luas.
“Kami berharap visi dan misi kami gotong royong dengan SIDDHI yaitu menjadi sentra edukasi dan penggagas ekonomi anggota dan penduduk kebanyakan sanggup tercapai lebih cepat. Tentu saja kami juga berharap derma sarat dari PT Bursa Efek Indonesia baik sentra maupun lewat Kantor Perwakilan BEI yang ada di seluruh Indonesia, papar Steffen.
Sementara itu Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyodorkan bahwa sepuluh tahun terakhir penipuan berkedok investasi mengkonsumsi banyak korban, dengan kerugian meraih 100 triliun rupiah. Diri sendiri dan penduduk perlu dilindungi.
Baca juga: Kenapa Mahasiswa Harus Investasi? OJK Wanti-wanti Hal Ini Bisa Bikin ‘Miskin’ |
“Orang yang telah paham investasi pasar modal, telah bisa membedakan mana investasi yang benar, mana penipuan berkedok investasi. Dengan adanya Galeri Investasi Digital ini, penduduk bisa terlindungi dari penipuan berkedok investasi. Dan pada jadinya nanti, akan makin banyak penduduk Indonesia, terutama umat Buddha Indonesia bisa dengan besar hati menyampaikan Aku Investor Saham,” ungkap Jeffrey.
“Saya telah datang dalam peresmian galeri investasi di NU, Muhammadiyah, kemudian sekolah tinggi tinggi dari umat Katholik dan Kristiani juga sudah. Tetapi untuk lingkungan Buddhis, ini yang pertama. Apresiasi terhadap Surya Fajar Sekuritas dan SIDDHI, ini merupakan suatu terobosan yang hebat ” tambahnya.
Ketua Umum SIDDHI Wahyudi Akbar mengambarkan bahwa dengan adanya GID ini, diperlukan bisa mengedukasi komunitas Buddhis tentang investasi yang benar, dan menggunakan pasar modal selaku salah satu cara bikin kemandirian finansial. “Ini suatu terobosan, alasannya merupakan mungkin masih ada beberapa balasan yang belum sempurna dari teman-teman Buddhis tentang investasi, bahwa investasi itu melanggar salah satu sila. Dengan adanya galeri investasi digital ini kami akan ambil peranan untuk mengedukasi sehingga teman-teman Buddhis memiliki persepsi yang lebih sempurna tentang investasi,” papar Wahyudi.
Dalam program tersebut juga diperkenalkan teknologi terkini project Artificial Intelligence (AI)dari Surya Fajar Sekuritas berjulukan Ci Cuan-cuan yang bertugas menyodorkan edukasi seputar keuangan dan investasi terhadap masyarakat.
“AI yang kami luncurkan dalam figur Ci Cuan Cuan merupakan representasi dari sifat dan huruf kaum milenial dan gen-z yang ingin tampil dalam bentuk teknologi modern, tetapi memiliki wawasan keuangan yang mendalam,” ungkap Steffen.
“Kami menghendaki kemunculan AI dalam bentuk figur yang akrab dengan para kaum milenial dan bawah umur muda masa kini, menjadi pesona dan penyelesaian mudah-mudahan sanggup menjadi media edukasi, literasi dan inklusi keuangan yang bagus serta mendalam dalam pertumbuhan pasar modal Indonesia,” tambahnya.