
Jakarta –
Rendahnya literasi dan kurangnya kanal layanan keuangan menghasilkan kemajuan Usaha Kecil Menengah (UKM) susah meningkat secara strategis. Hal ini yang memicu pelaku UKM susah mengambil keputusan berbasis data, dan tak punya peta jalan untuk berkembang sehat dan berkelanjutan.
Padahal, UMKM di Indonesia tercatat sebanyak 65 juta unit jerih payah yang menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional dan menyumbang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) negara.
Pendiri Finance& Coach Yuszak menilai, UMKM Indonesia perlu didampingi selaku upaya mengembangkan literasi keuangan. Menurutnya, pendampingan UMKM sanggup mendorong pergeseran stigma UMKM dengan potensi luar biasa.
“Sudah saatnya kita ubah stigma UKM dari sekadar jerih payah kecil menjadi local brand yang punya potensi luar biasa. Mereka bukan sekadar pelaku usaha, namun kandidat pemimpin industri,” ucap Yuszak dalam keterangannya, Rabu (26/3/2025).
Baca juga: Kredit UMKM Loyo Setahun Terakhir, OJK Ungkap Alasannya |
Finance& menampilkan pendampingan bisnis bagi para pelaku UKM yang diperlukan bisa mendorong kemajuan sehat, kuat, naik kelas dan mencapai pasar global.
Hingga ketika ini, Finance& sudah mendampingi lebih dari 500 local brand di Indonesia, dan membagikan ilmunya terhadap lebih dari 10.000 pemilik jerih payah lewat training dan aktivitas edukasi keuangan bisnis yang aplikatif dan membumi.
“Kami menolong para pemilik bisnis menyaksikan perusahaannya secara holistik-tidak cuma dari segi laporan keuangan, namun juga taktik bisnis, struktur operasional, potensi pertumbuhan, dan risiko-risiko tersembunyi,” ungkapnya.
“Kami memadukan pendekatan scientific dan logic-based untuk memutuskan bahwa setiap keputusan yang diambil sungguh-sungguh berdasar pada data, insight, dan arah kemajuan yang jelas. Tujuannya satu, menolong bisnis bertumbuh secara sehat, berkesinambungan (sustainable), dan memiliki efek nyata,” tambahnya.
Baca juga: Genjot UMKM Naik Kelas, 5.000 Pelaku Usaha Mikro Bakal Dapat Pelatihan |
Yuszak mengatakan, lahirnya Finance& diperlukan sanggup menampilkan donasi yang lebih besar terhadap kemajuan local merk Indonesia, sekaligus memperkuat pondasi perekonomian bangsa.
Dengan pendekatan yang tepat, UKM Indonesia bukan cuma bisa bertahan namun bisa berkembang menjadi perusahaan besar yang tembus omzet triliunan rupiah, menyerap lebih banyak tenaga kerja, dan membanggakan Indonesia di panggung global.
“Visi kami merupakan menjadi kawan perjalanan pemilik merk setempat dari permulaan mereka berjuang, hingga nanti mereka bisa menembus angka Rp 1 triliun revenue. Semoga Allah mudahkan setiap langkah ini,” tandasnya.
Simak juga Video: Mendag Dorong UMKM Bersaing di Pasar Internasional