2 Gajah Chiang Mai Mati Di Saat Banjir, Taman Nasional Dihujat

Elephants are seen in a flooded area at Chiang Mai-based Elephant Nature Park, in Thailands northern Chiang Mai province, October 4, 2024. REUTERS/Thapanee Eadsrichai
Gajah terendam banjir di Chiang Mai (Thapanee Eadsrichai/Reuters)

Chiang Mai

Tewasnya dua gajah di Taman Nasional Alam Chiang Mai, Thailand menghasilkan dunia berduka. Protokol keamanan binatang liar di taman nasional itu disorot.

Dikutip dari Khaosod English pada Kamis (10/10/2024), dua gajah di taman Nasional Alam Chiang Mai (Elephant Nature Park) mati tenggelam. Mereka merupakan Pang Fah Sai yang berusia 16 tahun dan Pang Loy yg berusia 40 tahun. Pang Fah Sai yaitu gajah buta.

Advertisement

Mereka tersapu banjir pada tanggal 3 Oktober. Jasad beberapa gajah ini didapatkan karam 5 km dari Elephant Nature Park pada tanggal 5 Oktober.

Kematian kedua gajah ini telah menghasilkan beberapa orang mengkritik keterlambatan evakuasi, walaupun kamp gajah yang lain sudah mengevakuasi semua gajah mereka ke wilayah yg aman.

Baca juga: Sedihnya… Dua Gajah Mati Tenggelam Saat Banjir

Bahkan, keputusan Taman Alam Gajah untuk menguburkan gajah di bersahabat tepi sungai juga dipertanyakan oleh para dokter hewan. Mereka memperingatkan bahwa langkah-langkah tersebut sanggup berisiko membuatkan patogen ke sungai.

Menurut laporan dari National Elephant Institute, di bawah Forest Industry Organization (2015-2024), terdapat 49 kamp gajah (dengan 546 gajah) di sepanjang Sungai Mae Taeng. Sebelum bencana, terdapat 118 gajah di Elephant Nature Park. Setelah air surut, didapatkan 106 gajah betina dan 10 gajah jantan, sedangkan dua gajah betina didapatkan mati.

Salah sesuatu kritikan untuk pengelolaan Elephant Nature Park disampaikan oleh Kanchana Silpa-archa, ketua komite penasihat Partai Chart Thai Pattana. Kanchana memainkan kiprah kunci dalam pengembalian Plai Sak Surin, seekor gajah renta dan sakit dari Sri Lanka ke Thailand pada tahun 2023, dan selalu-menerus mengadvokasi gajah lainnya.

Dia menerangkan bahwa beliau tak mau mengkritik keras gajah yg karam dan penanganan gajah yg sakit dan cacat dalam kejadian banjir di Chiang Mai ini. Jika tidak, dokter binatang dan banyak sekali pihak berwenang tak mulai sepenuhnya turun tangan buat membantu. Berbicara selaku pecinta hewan, beliau mendesak adanya perbaikan bagi meminimalkan hilangnya gajah dan binatang lainnya.

Kanchana menyorot bahwa kamp-kamp lain sudah diperingatkan mengenai banjir bandang, dengan secepatnya mereka memindahkan gajah-gajah ke wilayah yg kondusif sejak simpulan September. Mereka mengindahkan perayaan tersebut dan meminta pawang mereka untuk mengevakuasi gajah-gajah tersebut.

Namun, Elephant Nature Park terus menemukan turis hingga 4 Oktober dan cuma membatalkan kesibukan di saat situasinya sudah menjadi kritis.

Rekaman klip video dan gambar yang menyediakan gajah mengarungi banjir sendirian, tergolong gajah yang buta tersebar di media sosial. Ini menyediakan bahwa taman tersebut tidak mempunyai pawang khusus buat setiap gajah.

Sebaliknya, pawang lazim memantau seluruh area, sehingga tak mungkin buat merespons sempurna waktu. Merawat gajah membutuhkan pengendalian, utamanya dalam kondisi darurat, tetapi mesti mematuhi aturan dan menyingkir dari kekejaman.

“Saya ingin mengatakan bahwa kamp gajah yang lain yang menggunakan rantai tak membiarkan gajah mereka mati. Mereka sudah melepas rantai sebelum banjir tiba. Bukan itu masalahnya. Masalahnya yaitu metode pengelolaan gajah yg mesti menetapkan susukan dalam kondisi darurat. Taman ini belum melatih gajahnya dengan cara yang serupa menyerupai kamp lainnya,” kata Kanchana.

Sementara itu, Saengduean Chailert, presiden Save Elephant Foundation dan pendiri Elephant Nature Park di Mae Taeng, merespon kritikan ini dalam suatu postingan. Ia menyampaikan tidak mau menjadi bab dari drama tentang cara sentra perawatan gajah miliknya merawat gajah, yg telah berjalan selama nyaris dua dekade. Makara bila sesuatu terjadi kali ini, ia akan menyerahkannya terhadap pengacaranya.

“Kritik yang membangun menurut budi budi yg bagus sanggup diterima, dan aku bersedia menyimak dan mengerjakan perbaikan. Namun, di ketika ada kritik yg sarat dengan bias dan kepalsuan, saya merasa terdorong untuk maju dan memberitahu penduduk mengenai kebenaran,” katanya.

Saengduean memastikan bahwa di sentra tersebut, sesungguhnya jumlah pawang lebih banyak ketimbang gajah, dan konferensi pawang diadakan setiap dua pekan. Mengenai tur, mereka dipesan apalagi dahulu, bahkan lintas tahun, dengan kalender yang terperinci tersedia di situs web.

Ia menambahkan, pembelajaran dari kehilangan ini susah untuk dilupakan dan menjadi perayaan bahwa banjir di masa depan yang mungkin akan lebih parah. Pihaknya tidak mulai membolehkan hal ini terjadi lagi terhadap ‘keluarga’ mereka.

Untuk di saat ini, kiprah yg tersisa merupakan mencari gajah, anjing, sapi, kerbau, dan binatang yg yang lain yang masih tersisa dan merawat hewan-hewan yang terluka yang sudah dipindahkan ke wilayah yang lain. Ia berterima kasih terhadap semua organisasi dan individu yg sudah menolong dan menyediakan masakan serta obat-obatan bagi hewan-hewan tersebut.

Saat ini, semua area taman nasional terkubur di bawah lumpur. Butuh waktu berbulan-bulan bagi membersihkan dan membangunnya kembali. Beberapa wilayah pertolongan gajah telah hancur oleh banjir, sementara banyak keluarga pawang telah kehilangan rumah mereka dan kini mencari pertolongan di wilayah lain.

“Kita mesti melakukan pekerjaan tanpa letih buat melalui krisis ini. Saya merupakan kepala keluarga ini dan aku bertanggung jawab atas orang-orang ini. Saya cuma akan melakukan pekerjaan bagi binatang yg tak bersuara,” kata dia.

Baca juga: Tragedi Pawang Gajah di Bali Tewas Diinjak Hewan yang Ia Jaga

20D

Video: Harimau Emas Curi Perhatian Pengunjung di Thailand

20D

Video: Harimau Emas Curi Perhatian Pengunjung di Thailand


elephant nature parkchiang maithailandgajah

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Kelurahan Manggala Juara I Lomba Kelurahan Terpadu Tingkat Nasional

Next Post

Tim Nasional Sepakbola Bahrain Diperkuat 28 Pemain Musuh Timnas Indonesia

Advertisement